Selasa, 02 November 2010

Ini Tentang Rasa

Saya melihat, saya merasa, dan saya mendengar.
Gurasan kuas pada kertas kasar, srek-srek-srek.
Catnya menyapu tajam. Baunya bikin muak. Saya muak.
Muaknya warna hijau. Jatuh dan tertampung di selokan.
Oh..kasihan petugas kebersihan, musti menyapu muak-muak hijau.
Tapi mungkin dia tidak melihat, karena muaknya sewarna daun, tersembunyi, dia berkamuflase.
Adakah yang tahu?

Berbicara tentang warna, saya ingin menyimpan warna hari, bersama baunya, dalam gelas kaca kecil.
Kalau bisa saya akan memilih mana yang ingin saya simpan, lalu saya pajang di atas lemari.
Pastilah lemari saya cepat penuh, berwarna, beruap bau harum.
Saya mau menyimpannya lama-lama, menghirupnya sedikit demi sedikit. Sampai kadaluwarsa, dan sampai hidung saya terhabituasi.

Berbicara tentang warna, kadang saya merasa hidup dengan memakai kacamata warna-warni.
Hari ini hitam, besok biru, tempo hari kuning.
Warnanya saya pilih tiap pagi. Mau warna apa saya hari ini?

Kalau merah, saya jadi api. Meledak-ledak. Jangan dekat-dekat.
Kalau abu-abu, saya jadi sendu. Merajuk. Jangan dekat-dekat.
Kalau kuning, saya lagi egois. Menginjak-injak. Jangan dekat-dekat.
Lalu kapan kamu bisa dekat saya?

Seharusnya mudah saja. Saya tinggal panggil kamu, kamu mendekat. Dan sudahlah, gampang bukan?
Tapi entah kenapa segalanya dibikin sulit.
Padahal ini semudah bernafas, semudah berjalan.
Namun saya selalu tersedak, atau tersandung.
Lalu apa?

Saya tahu kamu juga melihat, merasa, dan mendengar.
Tapi mungkin rasa kita beda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar