Minggu, 30 Oktober 2011

hallo

mungkin bukan waktu yang salah.
ini karena saya terlalu terpesona pada tali tali di kaki.
simpulnya erat sekali sampai saya susah berlari.

#episodeskripsi ㅠ.ㅠ

astaga. niatnya mau bikin edisi comeback yang agak gaul gitu.
malah galau begini. hahahaha.
abaikan abaikan

Kamis, 23 Juni 2011

Hot Day!

Ini tengah malam dan saya enggak bisa tidur karena batuk-batuk. Saya udah minum obat biar batuknya reda dan bisa tidur, tapi kayaknya enggak mempan. Akhir-akhir ini saya jadi sering ngobat. Pusing sedikit minum obat, batuk sedikit minum obat, sakit perut minum obat. Lama-lama nanti saya jadi tukang obat. Karena tidak bisa tidur saya guling-guling di lantai dan baca buku. Saya juga nonton superman di tivi. Kenapa dia pakai celana di luar? Oh entahlah, terserah dia. Omong-omong, siapa sih yang punya blog ini? Kenapa nggak diurus? Mana isinya suram semua, ck ck ck. Aduh kenapa sih batuknya nggak mau berhenti, kenapa disini nggak hujan-hujan biar adem? Saya di depok lagi, biasanya kedinginan sekarang kepanasan mungkin karena itu jadi nggak bisa tidur. Saya mau tidur di lantai tapi takut masuk angin paginya. Kalau masuk angin saya jadi pusing, kalau pusing saya nggak mau ngapa-ngapain, kalau nggak mau ngapa-ngapain nanti saya nganggur, kalau nganggur nanti jadi galau. Kalau saya galau, nanti saya berbuat yang tidak-tidak, seperti misalnya ikutan solat jumat. Sekarang juga sedang dalam masa kegalauan magang karena saya tak kunjung dapat berita tentang magang saya. Hari ini ke kampus ambil surat magang tapi belum beres jadi musti nunggu lagi sambil makan dan bengong di depan perpustakaan. Mau daftar pengawas simak tapi keburu di tutup, sebel. Terus setelah ambil surat ternyata nggak jadi ke perusahaannya karena temen saya mau ke dokter. Akhirnya karena nggak tau mau ngapain saya naik bikun dari depan psikologi muter seluruh kampus sambil minum tolak angin. Terus saya turun di stasiun dan cari dvd untuk membunuh kebosanan ini. Pulang saya nonton dan ketiduran, lupa makan. Karena males keluar saya pesen makan antar dan makan dan kepanasan dan nonton lagi. Tuhan tolong beri saya magang -.-

Selasa, 14 Juni 2011

untitled

ini datar. rata. aku buta. tempurungnya rapat. aku tutup telinga. lupa. ya. entahlah. kamu dimana? setidaknya aku masih ada.

Kamis, 28 April 2011

Surat Buat yang Hilang:

Halo, ini untukmu:
membuka mata dan menggapai-gapaimu seperti biasa, namun kamu tidak di sana
sebenarnya kamu tidak pernah di sana, cuma saya yang mengada-ada
tapi biasanya meskipun itu bohongan, kamu tetap ada, mengucap selamat pagi dengan senyum lebar tiga jari
lalu saya balas: selamat pagi, kamu mau kopi?
kamu bilang tidak, seperti biasa, kamu bilang mau es krim
saya bilang nanti, karena hari masih pagi
selanjutnya saya beranjak bersujud dan meminta-minta sebentar, biasanya ketika saya menoleh lagi kamu hilang
tapi kamu akan kembali saat saya sudah di depan cermin dan bilang selamat menjalani hari
tidak saya balas karena kamu cuma di cermin, kamu tuli, salammu saya dengar di hati, kamu tahu saya dengar
saat tengah hari, saya dan kamu sama-sama tahu matahari memekik-mekik di atas sana
kita berdua berpayung merah muda, dengan gagang yang sudah patah
berjalan pelan-pelan, bertanya tentang kabar, namun lebih sering diam karena saya sibuk tersenyum
senyum dengan bibir tertutup, jadi saya tidak bisa bicara, sunyi saja
kamu juga diam, mungkin tidak peduli mau bicara apa
lalu saya melepas sepatu dan kamu juga lepas dari payung merah jambu
payungnya terkatup sekarang, tergantung di dinding siap ditanyai, sedang apa dia, sedang apa dia, sedang apa dia?
saya bertanya sampai saya tertidur
saat langit merah tua terkadang kita bertukar surat, meskipun lebih sering saya yang mengetuk pintumu
mungkin kamu juga sibuk bertanya pada payungmu hingga lelah dan terlelap
saya bilang lihat jari saya merah karena kamu tak kunjung membuka pintu
kamu diam saja, saya tersenyum saja, jari saya memerah saga
saya menari di depanmu dan merajuk, kamu berkedip sekali dua kali, kamu bilang itu artinya isyarat ya-ya-ya
mari beranjak dari sini, bayangan kita semakin hilang
bertukar selamat malam dan menyimpan senyum penuh-penuh di saku baju
kemudian menatanya di langit-langit kamar supaya saya bisa menghitungnya hingga terlelap
pagi satu, pagi dua, pagi tiga,
bayangmu di cermin tinggal separuh
separuh dan selanjutnya kamu tidak datang lagi
saya bilang selamat pagi sendiri, entah kepada siapa saya menawari kopi
lalu saya melihat lagi lengkungan bulan,
di atasnya pria memancing dari dulu, memancing bintang untuk lauk makan malam kita
terkadang bayangan di bulan itu kamu dan suratmu
malam-malam kamu tidak datang, saya sampaikan salam saja pada bulan, halo selamat malam
lewat perantara bulan saya mendengar jawaban: aku tak datang

Kamis, 21 April 2011

Manusia Satu Dua

orang bilang magnet bisa menarik besi,
dan gravitasi bisa menjaga kita berpijak di bumi,
maka kamulah yang membuat saya tetap di sini
duduk diam tenang-tenang
membujuk debu untuk menemani, merajuk angin supaya tidak bertiup kencang-kencang, biar saya tidak masuk angin
saya cuma melihat, kamu kadang putih kadang hitam
kita berselang satu hari bertemu, dua hari melihat, dan tiga hari untuk melamun-lamun
duduk lagi dan kadang menguap, menyilang kaki, dan bertopang dagu
saya mau meniru saja, seperti itu tadi, bertopang dagu dan menyilang kaki
kenapa tidak mendapat teman, dia cuma diam diabaikan, saya tidak bisa menjawab, kenapa?
namun terkadang ingatan berkhianat
saya mengingat dan terdiam lagi, dengan cara berbeda, tidak lagi menyilang kaki dan bertopang dagu
ingatan hilang muncul sebentar, seperti kecipak air di sungai yang tiba-tiba tenang lagi
bahkan sepatah katapun tidak
kamu tidak tahu saya menunggu, mungkin memang tidak mau tahu
bicaralah, biar saya terkejut mendengar suaramu
menyingkirlah, biar saya bisa bebas menari di sungai

Sabtu, 26 Maret 2011

Sesi Curhat #3

Kalau diukur dengan mental status examination, isi pembicaraan saya mungkin dianggap melompat-lompat dan tidak sinkron. Tapi ini kan tulisan, bukan ngomong. Jadi sebenernya enggak peduli sih saya mau tulis apa di sini. Masa bodo.
I dont care.
Hmmm, sudah berapa hari ya, seminggu lebih mungkin. Terganggukah saya? Tidak ternyata. Ternyata tidak sesulit itu. Tapi kalau kamu memulainya lagi, mungkin lebih susah bagi saya untuk menghindar.
Berkali-kali saya mencoba untuk menahan diri, mencoba ikut-ikutan angkuh, tapi saya selalu kalah. Saya yang lelah jadinya.
Kalau kata Lenka: "I wont let him win but Im a sucker for his charm".
Kamu enggak tahu sih, bagaimana bisa tahu kalau saya sendiri juga nggak tahu. Berulang kali menyesal dan bilang "yaaah" tapi enggak berguna juga. Menyesal itu remorse, itu emosi kompleks campuran dari emosi dasar sadness dan disgust, kata Plutchik.
Saya sudah berjanji ke diri saya, dan bahkan janji itu saya langgar sendiri. Seharusnya saya menyiapkan punishment tiap kali melanggar, supaya saya jera.
Itu teori, saudara-saudara.
Lalu apa lagi, saya nggak tahu betapa saat ini dan saat itu bisa begitu berbeda.
Mengenang, lalu saya jadi sentimen, hei ini tidak mudah.
Entah kapan saya tidak lagi jadi parasit, saya mau hubungan kita simbiosis mutualisme, bukan parasitisme begini. Maaf.
Berbeda ya, saat saya mengangguk setuju, kamu menggeleng, saat saya berpendapat begini, kamu bilang sebaliknya. Ya sudahlah, memang jauh sekali ya isi pikiran kita. Kamu rasional, saya di luar batas. Bagaimana bisa kita bicara tenang-tenang.
Tapi inkonsistensi terjadi sungguhan, sebenarnya saya jengkel, tapi entah kenapa saya senyum-senyum terus, dasar kamu penyihir.

Sesi Curhat #2

Di kamar saya sekarang ada kalender, sudah bulan ketiga tapi baru pasang kalender. Enggak apa juga, toh masih ada sembilan bulan lagi.
Tiap lihat kalender, saya jadi kangen rumah, karena di rumah banyak kalender dan bapak saya suka melingkari tanggal dan membuat catatan di situ. Saya kasih tahu ya, tulisan bapak saya susah banget dibaca, jadi catetan itu hanya beliau yang tahu. Kayaknya kalo nulis diary juga nggak ketauan, hehe.
Jadi ingat dulu saya sering diminta koreksi jawaban ulangan murid-murid bapak, terus kalo ada surat pasti ibu yang nulis, karena tulisan ibu bagus. Saya suka diminta membantu koreksi, tapi kalo kebanyakan capek juga, berlembar-lembar loh, satu kelas empat puluh anak, terus setidaknya ada empat kelas. Waktu saya masuk SMA tempat bapak ngajar, terus kenal senior, saya sekilas ingat, oh ini mas yang pinter, oh ini mbak yang nilainya segini, atau oh ini toh mas yang tulisannya bagus. Cuma tahu nama, enggak kenal muka, haha.
Tahun di kalender saya 2011, ya iyalah karena sekarang emang tahun segitu. Tapi saya pernah masuk ke rumah yang di dindingnya ada kalender tahun 1999-2010 yang masih dipasang. Keren sekali. Berarti sejak saya umur sembilan sampai sekarang dua puluh. Kalendernya masih aja dipasang, semuanya menunjukkan bulan desember, gambarnya mbak-mbak cantik, kebanyakan kalender gratisan dari toko emas.
Bapak saya juga masih menyimpan rekening listrik dari pertama kali punya rumah sampai sekarang. Kemarin dulu waktu saya minta dikirimin rekening listrik dan telepon buat persyaratan beasiswa, bahkan bapak nanya mau dikirim yang dari taun berapa, sementara saya cuma butuh tiga bulan terakhir. Ah, ada ada aja ya bapak saya. Terus bapak juga rajin menyimpan arsip, kami punya satu folder masing-masing, punya bapak, punya ibu, punya saya, punya beti, punya obi, dan punya dona. Saya sebut semuanya karena kangen. Di folder itu ada akte, ijazah, piagam, nilai rapot dari kelas satu SD, bahkan potongan kalender bulan kelahiran saya, kuitansi rumah sakit, dan sebagainya. Tring tring tring.
Kalau ibu saya suka mengantisipasi. Saya kemarin minta dikirimi slip gaji bapak-ibu dan kartu keluarga, butuhnya cuma selembar sebetulnya. Tapi ibu kirim masing-masing lebih dari tiga rangkap, buat cadangan, begitu.
Terus tiap saya mau balik ke depok, pasti dibawain macem-macem. Padahal saya udah bilang enggak usah. Tapi tetap aja, kata beliau sedikit, tau-tau kok sekardus, kalau-kalau ada teman yang main, kan ada cemilan begitu kata beliau.
Lalu tiap ada tugas prakarya dari sekolah, ibu yang ribut siap-siap. Soalnya saya suka lupa, kalau nggak jauh-jauh hari ngomongnya, bisa-bisa diomelin ibu. Setiap malam selalu diminta beresin tas buat besok paginya. Dulu saya nggak habis pikir, maksudnya kan bisa besok pagi aja sebelum berangkat sekolah. Tapi kata ibu, takut ada tugas yang belum dikerjain atau takut besok bangun kesiangan, atau apa lagi yang lain. Saya orangnya males sih, jadi kadang saya enggak beresin tas, dan betul, paginya saya kelabakan. Sekarang saya yang ribut ke obi dan dona kalau lagi di rumah, minta beres-beres tas mereka malamnya. Like mother, like daughter.

Kelar ujian ini saya kepengen pulang, kangen juga ketemu si Mio, udah gede belum ya. Tapi saya baru selesai ujian hari Kamis lalu Seninnya kuliah kayak biasa, pulang enggak pulang enggak pulang enggak pulang..

Sesi Curhat #1

Earth hour itu artinya jam bumi, atau bumi jam terserah kamu mau bilang apa.
Orang-orang diminta mematikan lampu dari jam setengah sembilan sampai jam setengah sepuluh. Tapi saya tidak, tetangga kostan juga tidak.
Malah mereka berisik banget pakai speaker dan banyak lampu karena ada turnamen futsal kalo gak salah.
Saya bukannya mau jahat sama bumi, kalau saya matiin lampu nanti saya ngantuk terus ketiduran terus enggak belajar. Saya matikan lampu saat keluar makan tadi, dan selama tidur sampai pagi dan siang juga saya matikan lampu. Saya enggak jahat kan ya?

Saya dari tadi baca tapi enggak masuk-masuk materinya. Besok senin itu metode pengukuran bakat dan inteligensi.
Kepala saya lagi cenat-cenut, sampai waktu saya tutupin kepala pakai bantal terdengar bunyi "nyut-nyut" begitu.
Saya obrak-abrik laci dan nemu obat sakit kepala, mau minum tapi takut nanti ngantuk. Lagi-lagi belajar. Gimana ya caranya biar cepat hafal?
Enggak ngerti ini.

Seharian cuma di kamar, kapan lagi bisa santai begini. Kayak orang sakit tapinya ya.
Saya bahkan enggak punya kartu PKM, ke rumah sakit di dekat kostan cuma jengukin teman. Kalau sakit cuma cenat-cenut sebentar (semoga). Saya anak sehat, haha.

Orang di luar berisik sekali ya, bolak-balik, mondar-mandir. Apalagi di jalan raya di depan, pasti macet karena malam minggu.
Terus asapnya kemana-mana, kasian ya atmosfernya. Kayaknya lebih cenat-cenut lagi.

Ngomong-ngomong tentang cenat-cenut, saya jadi ingat smash, jumat kemarin penasaran nonton sinetron mereka sama temen-temen terus bukannya memahami cerita, malah ketawa-ketawa karena konyol, hahaha begitu.
Terus juga saya enggak suka banget sama iklan kartu as yang snow white, soalnya pake bawa-bawa mba kuntinya xl.
Kenapa sih kartu as sensi banget sama xl semenjak sule jadi bintang iklannya? Emangnya xl salah apa yak?
Kemaren baim dibawa-bawa, sebelumnya sule ngomong "udah kapok diboongin anak kecil", terus sekarang mba kuntinya dibawa-bawa. Enggak jelas.
Saya jadi agak enggak suka sama xl dan sule, kasian ya mereka kehilangan satu penggemar.

Moodswing, kayaknya begitu, apa mungkin karena saya lagi pusing ya.
Saya pengen main kemana gitu tapi kan saya lagi ujian.
Kata orang tua sih kalo kebanyakan ketawa nanti pasti nangis. Saya enggak mau ketawa-ketawa pas main terus nangis pas ujian. Tapi capek juga, saya jadi pingin joget-joget.
Pusing pusing pusing. Hiks.

Rabu, 09 Maret 2011

Kelabu

Seperti hari yang lalu, saya masih mencintai warna kelabu.
Atau hitam.
Atau putih.
Tergantung suasana hati.
Tergantung kau bilang apa.
Hanya sedetik bunyi dan sebarisan abjad bisa membuat saya salah tingkah.
Ingin, saya ingin kau tahu, lagu itu yang kau nyanyikan dengan malu-malu.
Dan celotehmu tentang hari itu.
Saya ingat dengan jelas, semuanya.
Berbaris di sini, menjadi jajaran pagar merah jambu.
Ingin ditanyai juga: Sedang apa? Sakit apa? Kenapa?
Bukannya kata-kata itu.
Yang sama yang membuat saya bosan dan merasa tidak dipedulikan.
Kalau bilang saya sedih saya pasti bohong.
Kalau bilang saya tidak sedih saya juga bohong.
Entah, warnanya kelabu.

Jumat, 18 Februari 2011

Acuhkan

Saya lapar, terus kalau saya lapar saya jadi susah mikir dan marah-marah terus.
Tapi sudah malam, barusan jam saya bunyi, jam sebelas.
Mana koneksinya cenat-cenut sekali, kan susah mau posting banyakan.
Hmm, untung provider saya menyediakan sms gratis, kalau nggak saya bisa bangkrut sms ratusan kali malam ini.
Jempol saya sakit, huhu.

Kata temen saya ada yang potong rambut, coba ya saya tadi ikutan teman saya jalan-jalan, pasti saya bisa ketemu dan bilang halo, kalau berani.
Tapi emang gak jodoh kali ya, ya sudah.

Maaf bagi tetangga kostan saya yang terganggu saya teriak-teriak malam ini, itu sebenernya lagi nyanyi kok, pahamilah.
Sindrom akhir pekan.
Oh iya, saya baru dikasih boneka beruang yang unyu, namanya bonji, B-O-N-J-I.
Tadi siang saya liat boneka beruang raksasa yang harganya juga raksasa. Ah ah ah.

Acuhkan postingan ini.
Abaikan.

Minggu, 06 Februari 2011

Love Philosophy



The fountains mingle with the river
And the rivers with the Ocean,
The winds of Heaven mix forever
With a sweet emotion;
Nothing in the world is single;
All things by a law divine
In one spirit meet and mingle.
Why not I with thine?

See the mountains kiss high Heaven
And the waves clasp one another;
No sister-flower would be forgiven
If it disdained its brother;
And the sunlight clasps the earth
And the moonbeams kiss the sea:
What is all this sweet work worth
If thou kiss not me?

Percy Bysshe Shelley


from: here
dear, i love flower. bring me some mister blablabla

Sabtu, 05 Februari 2011

i want you to text me first
please

5211

thanks for being nice, for a moment to remember

i'll disappear

i'll disappear

i'll disappear


Hey, hey, hey
Here I go now, here I go into new days


I'm pain, I'm hope, I'm suffer

hey, hey, heeee-heeeey

Here I go into new days
Hey, hey, hey

Ain't no mercy, ain't no mercy there for me
I'm pain,

I'm hope, I'm suffer
Yeah, hey, heeee-heeeey

Ain't no mercy, ain't no mercy there for me

Do you bury me when I'm gone?
Do you teach me while I'm here?
Just as soon as I belong, then it's time I disappear

Hey, hey, hey
And i went, and i went, on down that road

I'm pain, I'm hope, I'm suffer

Hey, hey, heeeeee-heeeeey
And i went on, then I went on down that road

Do you bury me when I'm gone?
Do you teach me while I'm here?

Just as soon as I belong, then it's time I disappear

I'm gone! I'm gone! I'm gone baby!

Do you bury me when I'm gone?
Do you teach me while I'm here?

Just as soon as I belong, then it's time I disappear
Oh, disappear

I Disappear-Metallica

Jumat, 04 Februari 2011

XOXO

tik tok tik tok

i want this:

and this

huuuungry *LOL


a little bit sad, still wanna being a free-person, no study, no work, nothing to think
holiday: OVER, huweeee

saya sudah packing (dengan merana)

bawaan saya banyak T.T

malam ini berangkat, besok nyampe, tiduran bentar, tarik napas, tidur lagi dua hari.
seninnya kuliah.
maunya semangat, sungguh.

mari ucapkan basmallah: Bismillahirrohmanirrohim
Ya Alloh, saya berniat kuliah dengan baik semester ini, ridhoi ya Alloh, tolong zizah ya Alloh.

fighting XOXO
laugh everyday and be happy :)

Rabu, 02 Februari 2011

I Promise (for real)

Memejamkan mata tentu saja tidak mengubah segalanya, kamu cuma tidak melihat hal-hal yang tidak ingin kamu lihat.
Terkadang saya berpikir bagaimana kalau saya menciptakan dunia sendiri dan hidup di sana selama-lamanya. Tanpa ada yang mempengaruhi saya harus ngapain dan saya harus ngomong apa.
Bebas, kayak burung.
Eh tapi burung juga hidup di dunia yang diciptakan Tuhan ya.
Burung terbang dan bernapas dan mencari makan dan semuanya udah diatur sama Tuhan, nggak peduli burung itu kenal Tuhan atau gak.

Saat hujan, dimana burung bersembunyi? Bisakah dia terbang saat sayapnya basah?
Bisa kayaknya, saya juga kurang tahu.
Umm, sekarang hujan.
Saya pingin minum kopi dan guling-guling di kasur.
Pingin makan biskuit Genji juga, itu loh yang bentuknya hati, saya suka.

Hari ini Rabu, dan saya seharian geje di rumah, memikirkan bagaimana besok kuliah semester enam. Memikirkan itu bikin saya sakit perut, cenat-cenut.
Saya pengen merem aja, pengen terbang juga.
Saya ingin tidak peduli.
Tapi kenapa saya terlonjak bahkan saat mendengar bunyi sedikit saja?
Padahal saya sudah berjanji mau mengabaikan. Sudah abaikan saja. Abaikan. Acuhkan. Lebih baik makan.
Saya lapar.

Keteraturan, ya. Saya percaya segalanya sudah diatur.
Bahkan mimpi yang muncul, khayalan yang tercipta, dan semuanya.
Kadang khayalan saya jadi nyata, tapi gak sesering mendung menjadi hujan.
Saya menginginkan sesuatu, memvisualisasikan, dan voila..terjadilah.
Tapi hanya sekedar hal-hal kecil, tidak besar, hanya sekecil bulan, tak sebesar Betelgeuse.

Kamu tahu Betelgeuse?
subhanalloh, mataharinya sampai gak terlihat


Betelgeuse itu bintang, yang besarnya 550 kali matahari.
Jika matahari adalah kancing bulat kecil yang superkecil, maka Betelgeuse adalah bola pantainya Teletubbies.
Saya mencintai Betelgeuse sejak pertama kali melihatnya di buku astronomi waktu SD dulu.
Kemarin saya melihatnya lagi dan masih terkagum-kagum kayak orang bodoh.
Kalau bumi kita sebesar Betelgeuse, mungkin kita tidak akan ditakdirkan bertemu.
Tapi kalau ketemu juga, itu namanya kesalahan, umm..mungkin.
Sudahlah, ini kepulangan yang terakhir, setelah itu kunci pintunya dan saya pergi.
Bye.

Selasa, 01 Februari 2011

Tragedi Mimpi

Lagi-lagi saya kepingin cerita tentang SIAK-NG.

Jadi begini, tanggal 27 Januari kemarin itu hari terakhir buat ngatur-atur si jadwal di siak. Nah, tanggal itu juga saya berangkat untuk Bakti Desa di Giritirto.
Saya berangkat dengan hati riang dan senang dan tanpa beban.
Selama 3 hari saya bersenang-senang, menyeberang sungai, main bareng anak SD, dan ngerusuhin kampung orang.

Di Giritirto saya sama sekali enggak dapet sinyal, makanya saya terkucil tanpa berita dari luar. Karena itu pula, saya lupa bahwa jadwal di siak saya masih ada yang bentrok dan perlu dibereskan sebelum tanggal 27.
Karena ketidaktahuan itu saya tenang-tenang saja tanpa dosa melaksanakan kegiatan Bakti Desa. Ngeeek.

Tanggal 29 malam (ini malam Minggu) saya baru sampai rumah lagi dan langsung melampiaskan kerinduan saya pada sinyal dan internet.
Cek siak dan ooh, saya siok.
Irs saya belum disetujui, dan jadwal perubahan udah lama lewat.

Jadilah malam minggu itu saya panik dan berdebar-debar (ini apa deh bahasanya).
Malam itu juga, saya sms pemimbing akademik saya untuk minta tolong.
Jam sebelas malam. Sungguh mahasiswa yang tidak sopan --".

Untung PA saya langsung bales, meskipun saya dimarahin kenapa gak beresin dari kemarin. Saya diminta menghubungi manajer pendidikan, dan karena panik dan hectic saya langsung aja sms malam itu.
Gak dibales.
Tengah malem: belum dibales.
Jam satu saya belum bisa tidur: belum juga dibales.
Jam satu lebih satu menit saya tidur.
Dan mimpi aneh.

Begini mimpinya (saya ingat banget):
Di mimpi itu saya keliling kampus sendirian kayak orang gila dan bertemu banyak orang berambut kribo. Saya nanya: dimana saya bisa ngurus siak?
"Di lantai atas", jawab mas-mas kribo yang (kayaknya) Giring Nidji.
Saya lari hup hup ke lantai atas, dan di atas ada taksi.
Terus saya ditanyain mau kemana. Saya jawab mau ketemu PA saya, mbak bla bla bla.
Saya pun diantar, tapi entah kenapa taksinya berubah jadi motor.
Jalannya jelek banget, dan setelah saya ingat-ingat lagi: "Wah, ini kan jalan ke Giritirto, berarti jauh ya Pak", saya bilang begitu.
"Iya, rumah mbak bla bla bla memang di sana, semua dosen juga kompleksnya disana", kata bapak taksi motor.

Akhirnya sampailah saya ke sebuah rumah yang banyak tanaman warna biru dan merah. Bapak taksi motor menghilang dan saya udah bertatap muka sama PA saya.
PA saya adalah Cut Tari (ini di mimpi saya, sumpah deh).
Mbak-PA-Cut-Tari itu lagi sibuk sekali, saya diminta sms manajer pendidikan dengan hapenya.
Saya sms dan menunggu.
Langsung dibalas.
Bukan dari manajer pendidikan, tapi dari Roger Danuarta.
Mbak-PA-Cut-Tari bilang: "Baca aja, bacain yang keras ya"
Saya baca, smsnya begini: "Eh cin, lo malem ini gue tunggu di Atrium jam 1 am, tapi bentaran aja ya, soalnya abis itu paginya kita musti menghibur Syahrini, secara baru ditinggal bokapnya"

Mbak-PA-Cut-Tari tambah heboh begitu mendengar sms itu dan bilang bahwa dia harus buru-buru. Saya juga ikutan heboh dan bertanya-tanya mau dibawa kemana siak saya. Lalu Mbak-PA-Cut-Tari menelpon manajer pendidikan dan kata beliau siak sudah gak bisa diubah-ubah lagi karena udah ditandatangani presiden SBY.

Saya bingung dan kepingin nangis.
Dan saya bangun.

Saat kebangun saya lebih deg-degan lagi dari malamnya.
Entah kenapa semalaman mimpi saya dipenuhi para artis, itu tidak menghibur, sungguh.
Hari Minggu itu saya bad mood dan gak nafsu ngapa-ngapain, meskipun saya masih makan tiga piring seperti biasa.
Saya khawatir kalau disuruh ngurus ke Depok, sementara belum ada tiket pulang di tangan.
Saya menanti dan menanti kayak lagunya Nikita Willy.

Akhirnya (untunglah) manajer pendidikan membalas sms saya hari Senin dan saya dinasihatin supaya tidak meminta pelayanan mahasiswa di weekend.
Alhamdulillah siak saya beres. Yah segampang itu.

Ah ini ending ceritanya gak asik banget, antiklimaks, saya kebelet pipis soalnya. Dadadadadadah.

Minggu, 23 Januari 2011

Mio

Saya pernah janji mau posting foto kucing saya, si Mio.
Cekidot (saya cuma punya satu fotonya, haha):


lucu kan? :)

Di bawah ini ada foto-foto kucing, bukan Mio, tapi mirip banget sama dia.





hehe, unyu sekali uuuuu~

(Bukan) Sinetron Stripping

Ah, senangnya, emang ya pagi-pagi itu paling enak, internet kenceng dan nggak ada yang brisik.
Saya jadi nyesel akhir-akhir ini saya selalu bangun siang selama di kostan.
Kalo nggak ada kerjaan paginya, saya dipastikan baru bener-bener buka mata sekitar jam sebelasan. Kalah sama ayam.
Kalau ibu saya tau, bisa-bisa dimarahin, hehe.

Karena bangun kesiangan, saya jadi nggak sempet nonton dahsyat dan inbox, sedih.
Saya kan mau belajar joget "kucek-jemur" dari acara itu.
Bayangkan ya, saya udah bosen banget jemur pakaian dengan gaya yang itu-itu aja. Sama sekali nggak kreatif, huh.
Makanya saya mau belajar dari para penonton yang ada di dahsyat itu, asik banget jogetnya, saya sampe terhipnotis.
Lumayan, bisa represing joget-joget selama jemur pakaian.

Oh, ngomong-ngomong, saya udah jarang jemur pakaian sekarang.
Cucian saya bawa ke laundry semua.
Soalnya cuaca lagi nggak jelas dan anginnya bener-bener waw.
Tiap kali jemur pakaian, pasti terbang kemana-mana.
Saya kan capek berkali-kali naik ke atap buat ambil pakaian saya.
Lagipula, tukang-tukang di apartemen sebelah annoying banget, suka suit-suitin.
Saya nggak suka disuit-suitin, saya lebih suka dikasih duit.

Aduh ini benar-benar nggak jelas, sampai saya nggak tahu lagi mau dibawa kemana alurnya.
Oh iya, hari ini saya pulaaaaaang ^^.
Senangnya, teroret teroret.
Semalem saya udah beres-beres kamar (baca: menyembunyikan yang tidak perlu di kolong).
Karena saya nggak punya lap lantai, maka saya secara (tidak) sengaja menjadikan handout psiblablabla sebagai lapnya waktu saya numpahin minuman.
Rasanya agak-agak puas gimana gitu, habis saya sebel banget sama kuliah itu dan dosennya setelah semester lalu berakhir, huh!

Astaga, semoga dosen saya nggak baca, semoga temen-temen kampus saya nggak baca.

Udah ya, kita ketemu di postingan berikutnya (ceritanya lagi bayar utang postingan :p)

Umm, ada petir barusan, jangan hujan dong.
Saya cinta kamu hujan, tapi jangan datang sekarang, saya kan mau pulang, oke ;)

Cerita Kata



Saya ingin mencintai Kata.
Kata yang muncul pagi tadi, seharian, dan Kata yang muncul malam ini.
Kenapa?
Karena Kata tidak pernah bohong.
Kebohongan muncul karena Kata yang terucap terkontaminasi rasa.
Percaya deh sama saya, Kata hati dan Kata pikiran adalah hal paling jujur.
Jangan ucapkan apa-apa, cukup dengarkan Kata-Kata, kamu akan tahu.

Coba saya bisa mengucapkan Kata-Kata sesuka saya.
Tapi tentu saja nggak bisa.
Ini hidup boy, semua ada aturannya.
Kalau saya seenaknya berkata, bisa-bisa tiap hari saya digampar orang.
Saya nggak mau begitu.

Saya ingin berpelukan dengan Kata.
Kalau gak ada Kata, saya nggak tahu kita berkomunikasi pakai apa, bahasa isyaratkah?
Mungkin lebih simpel, atau malah lebih banyak salah paham?
Ajaib ya, bagaimana bisa sebuah Kata diartikan berlainan bagi setiap orang.
Kenapa sih orang-orang tidak membuat Kata yang artinya pasti, tidak ambigu?
Kenapa sebuah rasa bisa memberikan arti lain pada suatu Kata, padahal itu Kata yang sama?
Kenapa begitu sulit mengucapkan Kata-Kata yang pertama kali muncul di pikiran, kenapa harus lewat edit-editan?

Mungkin karena si Kata itu malu jika keluar begitu polos tanpa polesan.
Mungkin kata itu cewek, jadi dia perlu dandan dulu, pake topeng biar keliatan bagus.

Kalau begitu, saya tidak bisa mencintai kamu, Kata.
Kita sejenis, saya masih normal, maap.

Bagaimana kalo kita temenan aja?
Jangan berkhianat ya, Kata..
Saya tahu teman baik tidak pernah berkhianat.

Sekarang saya berteman dengan Kata, tapi kadangkala, lebih baik diam saja.

Sabtu, 22 Januari 2011

Hei



Hei blog, long time no see :)
Saya bosan minta maap sama kamu gara-gara sekian lama kita diem-dieman, umm... berapa hari yaa, 1..2..3..12..ah banyak ya ternyata.

Hei, hatiku, sudah lama juga kita gak ketemu.
Apa kabar?
Kayaknya nggak baik ya, habis tiap saya ajak ngomong kamu diem aja.
Mungkin si hati lagi gagu tiba-tiba, jadinya susah buat ngomong.
Ah, kasian.
Cepet sembuh ya hati.

Hei kamu, dimana kamu sekarang?
Saya punya penghapus besar sekali, tapi tidak cukup.
Saya udah berusaha menghapus pelan-pelan biar kertasnya tidak sobek, tapi tetep saja sobek.
Saya udah berusaha cuek, tapi masih aja bandel melirik-lirik.

Hmm, saya harap kalian semua baik-baik saja.
Jangan bandel, jangan bertengkar, rukun-rukun ya.
Umm, jangan muncul lagi di mimpi saya, you're scared me so well (I heart you ala sm*sh).

Oh, what should i do?

picture from: here

Jumat, 07 Januari 2011

15 Random Edition

1. Bedanya twitter dan facebook: di twitter makin sering update dihalalkan, di facebook makin sering update di-alay-kan.

2. Ada orang yang sering update dibilang alay, tapi yang lain "hanya" dibilang galau. Kalau kata saya galau itu kesannya lebih tidak alay (loh?), maksudnya galau itu gimana yak..bingung, haha.

3. Di tengah-tengah galau dan alay ada kategori labil.

4. Saya baru beli buku yang judulnya "Stiff: Kehidupan Ganjil Mayat Manusia" karangan Mary Roach, isinya tentang fungsi tubuh manusia setelah meninggal. Misalnya kepala digunakan buat latian operasi plastik, organ-organ diambil, ada tubuh yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar cidera yang dialami manusia jika ditabrak, dll.
Dari buku itu saya tahu bahwa pada abad ke-12 di Arab, ada manusia termelifikasi.
...Pria-pria berusia 70-80 tahun yang bersedia memberikan tubuhnya untuk menyelamatkan orang lain. Mereka tidak memakan makanan, hanya mandi dan makan-minum madu. Setelah sebulan mereka hanya mengekskresikan madu (urin dan feses seluruhnya madu) dan akhirnya mati. Teman-temannya menempatkan dirinya dalam peti batu penuh madu untuk merendamnya. Pada peti itu ditulis tahun dan bulan ia direndam. Setelah seratus tahun tutup peti itu dibuka. Gula-gula ini dibuat untuk mengobati lengan atau kaki yang terluka. Memakan dalam jumlah kecil akan segera menyembuhkan keluhan..

Yang saya suka dari buku ini adalah cara penulisannya. Penulisnya berhasil membuat pembacanya tidak bosan dengan kalimatnya yang lucu, bahkan kesannya agak kurang ajar. Meskipun dia menulis hal-hal mengerikan tentang mayat, istilah-istilah kedokteran, tapi saya sebagai pembaca awam bisa mudeng dan nggak ngeri pas baca. Beneran deh, buku ini asik dibaca :).

5. Masih tentang buku, saya melihat buku yang judulnya "How to Hang Loose In An Uptight World" dengan gambar sampul cewek yang main di ayunan kain.
Menghubungkan judul dengan gambarnya, saya jadi mikir: Bener juga, meskipun dunia ini penuh ketegangan, kita bisa juga kok hidup santai. Buktinya untuk bisa membuat ayunan kain di antara dua pohon, butuh ikatan yang tegang, kalau kendur, melorot dong ayunannya.

Jadi selama lima menit saya memandangi buku itu dan manggut-manggut sok pinter.
Kebetulan ada mas-mas kacamata ganteng di depan rak saya, jadi sekalian cepe-cepe.
Sayang dia tidak sempat meliat saya, ngahahaha..

6. Jangan biarkan saya ke toko buku sendiri, soalnya saya bisa kalap kalau beli buku. Bisa-bisa saya nggak makan kalau duitnya ke buku semua.

7. Prinsip anak kostan: Jangan pernah merasa bokek, nanti kamu bisa bokek beneran. Sungguh, percaya deh.

8. Ada kucing baru di rumah, namanya Mio (kucing dalam bahasa Cina). Jenisnya angora, warna putih, jantan dan umurnya baru sekitar empat bulan sampai tulisan ini dibuat. Mio itu super duper lucu loh, tadinya mau saya kasih nama Unyu tapi kayaknya bakal ditolak mentah-mentah sama adek saya yang cowok. If you alay, you're not our family. Ngeek.
Kapan-kapan saya posting fotonya Mio.

9. Saya ngantuk.

10. Siang tadi dapat suatu cerita yang bikin saya mengubah pandangan (apa deh). Eniwei, segalanya tidak seperti apa yang terlihat. Ini basi, tapi perlu saya ulang-ulang, sampai bosan bahkan.

11. Saya mulai membenci mengisi SIAK. Saya pengen sekali-sekali bilang gini: "Ah iya, hari ini hari terakhir isi siak ya, isi dulu ah.."
Tapi itu sepertinya tidak mungkin terjadi, sampai saat ini pengisian SIAK masih kayak perang. Orang-orang udah pada nongkrong di depan layar sejak sebelum jam pembukaan siak. Senjatanya mouse. Sasarannya buletan-buletan mata kuliah. Klik-klik. Ah saya benci sekali!

12. Kenapa saya kasih judul 15 Random Edition sih, udah gak tau lagi mau ngomong apa.

13. Oya, saya bahagia sekali di rumah. Makan terjamin, nggak keluar uang, mau apa tinggal ngomong. Haha.
Sayang saya musti balik lagi tanggal 12 nanti karena ada kerjaan. Coba ada pintu kemana saja.
Kapan ya doraemon tercipta? Sekarang belum abad 21 ya? Ah, masih lama sekali..

14. Hore sudah 14, satu lagi!

15. Selesaaaaai. Selamat tidur :)

Laporan

hello world.
Saya sebagai pemilik blog ini merasa sangat hina dina karena lama nggak ngeposting.
Saya nggak mau alesan sibuk atau apa. Saya cuma dihinggapi rasa malas yang berlebihan. Ngik ngok abis.
Sebenernya saya udah niat ngeposting lagi sejak jaman piala AFF, tapi entah kenapa sangat mager, buka laptop cuma baca-baca aja, mau nulis aja males.
Astagaaa, bagemana bisa saya jadi saingan JK.Rowling kalau terus begini. Haha.

Saya sudah libur, libur itu sangat indah.
Setelah dibandingkan semester lima kemaren yang bikin saya dan teman-teman mabok.
Padahal mabok itu haram.
Jadi semester lima itu haram.

Nilai saya semester ini sangat kacau. Balau. Kebakaran.
Saya mau nangis tiap liat grafik IP yang makin lama makin turun.
Mengerikan sekali, lebih mengerikan daripada naik kora-kora lima putaran non-stop.
Saya pernah, dan pusingnya ampun-ampunan.
Desember kemaren saya main ke Dufan dan naik Kora-Kora.
Operatornya sinting, mentang-mentang yang ngantri dikit, giliran kami dibikin super lama.
Awalnya orang-orang pada teriak kesenengan, tapi selanjutnya kayak di film horor: udah pada lemes dan nggak bersuara.
Bahkan saya denger ada yang ngomong: An***g, berhentiin!
Tidak sopan bukan?

Umm, kembali ke nilai saya.
Kata temen-temen emang semester ini sangat "luar biasa".
Tugas banyak dan saya prokras (ini sih biasa).
Jadinya tugas pada numpuk di belakang, senyum-senyum tanpa berdosa minta diselesein.
Cuih!

Saya selalu percaya akan kalimat: "Badai pasti berlalu"
Tugas-tugas pasti berlalu.
Pasti selesai.
Saya selalu memvisualisasikan itu selama ngerjain tugas (meskipun sambil meratap-ratap ngerjainnya).
Dan akhirnya betulan selesai. Hore-hore!!
Semoga badainya nggak datang lagi, tapi itu tak mungkin. Gyaaaa...

Sudah ah, mau ganti topik.
Di postingan selanjutnya aja biar banyak. Haha. Ciaoo~

Sabtu, 01 Januari 2011

2011

jika setiap detik bisa berbisik
saya mau bisikkan itu dicatat frekuensinya
lalu disimpan di kotak-kotak waktu

saya sudah sering sekali bilang
waktu terkadang terlalu cepat
juga licin seperti belut
mustahil kalau kamu mau memegang waktu