Jumat, 20 Agustus 2010

Mimpi

Jumat, 20 Agustus 2010

Kemarin malam Jumat, sekarang malam Sabtu.
Kalau dunia masih berlanjut, besok malam Minggu.
Kalau tidak, saya tidak tahulah.
Tanyalah pada Pemilik Hari.

Malam Jumat biasanya ada Masih Dunia Lain.
Kenapa deh saya ini suka banget ngomongin Masih Dunia Lain. Padahal saya enggak dibayar buat promosi loh.
Coba kalo dibayar. Asik banget.

Tapi kemarin nggak ada.
Dunia Lain-nya, bukan bayarannya.

Mungkin karena bulan puasa. Kata ibu saya kalau bulan puasa, setan-setannya pada dipenjara. Jadi nggak bisa ikutan akting di tivi.

Kemarin gantinya jadi Gara-gara Magic.
Ada Demian. Demian yang ganteng itu. Demian sang Illusionis.

Demian ganteng, tapi sayang udah punya istri.
Kalo belum, mungkin dia ganti nama jadi Demian sang Resepsionis.

Saya sedang iri. Iri hati sekali sampai mau menangis.
Saya iri sama awan.
Awan bisa lari-larian kemana-mana. Ke atas rumah, ke balik gunung, bahkan sampai keluar negeri. Tanpa pasport, tanpa visa.
Nggak perlu nunggu kereta atau bis.
Nggak perlu takut kehabisan tiket mudik.
Nggak perlu khawatir bakal dicolak-colek di busway atau krl.

Eh kamu tau sekarang ada gerbong khusus wanita di kereta ekonomi ac di jakarta?
Sudah?
Ya udah, saya kira belum tau.

Saya iri sama lilin.
Lilin setelah abis dipake bisa didaur ulang nggak sih?
Biasanya lilin bekas pakai langsung saya buang.
Jahat ya?
Padahal lilinnya udah baik banget nemenin saya kalau mati lampu.
Sampai meleleh habis.
Tapi dia nggak pernah marah.

Saya iri juga sama mimpi.
Kadang mimpi saya bagus banget sampai rasanya sedih karena kebangun.
Saya pernah mimpi berdiri di depan gedung Universitas Leiden di Belanda.
Rasanya luar biasa. Sampai sujud syukur.

i wish i can be there :)

Terus tiba-tiba bangun, padahal saya belum sempet masuk ke dalamnya.
Semoga Alloh melanjutkan mimpi saya di dunia nyata.
Amin!

Ya ampun, ini benar-benar nggak jelas. Maaf ya..
Tolong itu ikut diamini saja doa saya yang ditulis dengan tinta biru.

Rabu, 18 Agustus 2010

Sepulangnya Malam Ini


Rabu, 18 Agustus 2010

Berbicara itu menyenangkan.
Apalagi jika kamu berbicara kepada orang yang tepat.
Yang bisa mengerti apa yang kamu omongkan tanpa harus mikir.

Menulis itu juga menyenangkan.
Melihat kata demi kata yang muncul di layar sementara jari kamu berketak-ketuk di atas keyboard.

Saya bukannya tukang bicara ataupun tukang menulis.
Saya cuma suka berbicara dan menulis.

Saya suka menulis dan berbicara malam-malam karena malam itu tenang dan ada bulan.

Saya suka menulis dan berbicara pagi-pagi karena pagi hari udaranya sejuk dan saya masih bisa main-main sama selimut saya.

Saya suka menulis dan berbicara siang-siang karena siang adalah waktunya beraktivitas dan bersemangat hore-hore.

Saya suka menulis dan berbicara sore-sore karena waktu sore adalah waktu yang santai, saat semua orang sudah pulang, mandi, dan duduk manis nonton tivi.

Jadi intinya, semua waktu itu indah enggak ada alasan untuk tidak melakukan sesuatu.

Saya suka bercerita. Banyak bahan cerita yang bisa saya sampaikan.
Apalagi kalau saya mulai bercerita tentang dia, kamu, dan mereka.

Saya bukanlah story-teller.
Cerita Keong Mas pun saya tak hafal urutan ceritanya. Saya cuma hapal lagu Keong Racun.
Tapi itu bukanlah sebuah cerita.

Saya cuma orang yang suka ngelamun dan berbisik-bisik ke notes saya.
Bercerita (lagi) tentang dia, kamu,dan mereka.

Saya ingin berterimakasih kepada orang yang mau mendengarkan saya.
Dia, kamu, dan mereka: terima kasih ya...
Salam kecup dan cinta seluas samudra.

Selasa, 17 Agustus 2010

Postingan Tujuhbelasan


Hallo, my name is Azizah. I'm Indonesian and I'm not a terrorist.

Sekarang Indonesia ulang tahun ke 65.
Sudah tua meskipun lebih tua eyang saya.
Jadi saya ucapkan:
Selamat ulang tahun Indonesia. Semoga kau bisa membuat kami makin mencintaimu. Wish you all the best!

Saya lahir di Indonesia.
Saya orang Indonesia tulen, nggak ada unsur-unsur bulenya sama sekali meskipun banyak yang bilang Bapak saya kayak orang Arab.

Sejak kecil saya ngomong pake bahasa Indonesia. Bahasa Jawa juga.
Kalau ngomong bahasa Inggris saya gagap sendiri. Keliatan kan betapa saya cinta bahasa Indonesia.

Saya tau Indonesia pernah dijajah Belanda dan Jepang.
Tapi saya tetep pengen sekolah di Belanda.
Biar pinter trus jadi orang kaya.
(Benar-benar cita-cita anak kecil :P)

Meskipun termasuk dalam golongan orang yang belum bisa menikmati kekayaan Indonesia, saya mencintai Indonesia apa adanya.
Negara mana lagi sih yang punya ribuan pulau selain Indonesia?
Jutaan spesies flora fauna yang nggak ada di tempat lain?
Cuma di sini, Indonesia.

Mungkin klise banget saya ngomong kayak gitu.
Sementara di sekitar saya tinggal masih banyak sekali orang yang enggak bangga dengan produk sendiri.
Masih malu pake batik misalnya.
Atau nganggep lagu keroncong dan campursari itu cupu.
Atau milih liburan ke luar negeri sementara tempat wisata di negeri sendiri masih belum dikunjungi.

Yah di antara orang-orang itu, ada saya.
Nggak munafik dong.
Saya nggak sebegitu cintanya sama Indonesia sampai menutup diri dari budaya luar.
Saya masih nonton X-men, Harry Potter, baca novel terjemahan, dll.
Saya nggak kemana-mana pake batik, rambut disanggul, dan nari di jalan.
Tidak, tidak seekstrim itu.

Selama 65 tahun ini, rakyat Indonesia selalu mendoakan negerinya untuk jadi lebih baik di tahun berikutnya.
Tapi sayangnya, dari tahun ke tahun doanya sama terus.
Itu berarti belum ada yang terwujud.
Jadi sedih..

Padahal menurut saya, untuk bisa mewujudkan Indonesia yang sesuai harapan, cukup satu tindakan kecil: cintailah Indonesia dengan tulus.

Cintai budayanya, maka kita pasti bersedia melestarikan.
Cintai alamnya, maka kita pasti akan bangga.
Cintai orangnya, maka kita nggak akan naksir sama bule-bule di tivi.

Saya sering main di omegle.com, iseng-iseng chatting buat ngisi waktu.
Tiap ditanya dari mana, saya selalu ngaku dengan jujur kalo saya dari Indonesia.
Dan tahukah anda,
hampir 70% orang yang chatting dengan saya langsung memutuskan hubungan.

Saya dicampakkan sodara-sodara.
Betapa sakit dan pedihnya hati ini rasanya.

Selain itu, ada yang bilang bahwa dia nggak tau Indonesia.
Dengan senang hati saya menjelaskan, promosi sampai berbusa.
Senang rasanya bisa memperkenalkan Indonesia meskipun lewat cara yang agak nggak penting gitu..

Yang lain, yang nggak memutuskan hubungan ataupun tanya-tanya tentang Indonesia agak-agak parah.
Mereka mencaci maki, bikin saya keki dan sedih.
Misalnya gini:
- Indonesia? Poor you..
- Are you starving?
- What the hell of Indonesia?!
- dll


Plis deh, Indonesia kan nggak gitu-gitu amat.
Yah meskipun di sana-sini masih banyak anak yang busung lapar dan putus sekolah karena kekurangan biaya, tapi itukah yang mereka lihat dari kita?
Kalo iya, betapa malangnya..

Saya, sebagai orang Indonesia, alhamdulillah hidup berkecukupan. Makan tiga kali sehari dan tidak kelaparan.

Sebagaimana anak Indonesia yang punya cita-cita tinggi, saya ingin suatu saat nanti bisa membantu Indonesia.
Mungkin saya nggak pinter politik, nggak bisa bikin penemuan baru, nggak secerdas Habibie.
Makanya saya nanti mau jadi orang kaya aja.
Kaya ilmu, kaya harta, kaya akhlak.
Biar bisa berbagi.
Amin.

Oya, tadi pas jalan-jalan di fesbuk, saya nemu link ini di profil temen: Negara Terkaya di Dunia.
Isinya bikin miris. Sedih.

Ini saya kutipkan puisi yang ada di dalamnya:

Judulnya Ketika Tuhan Menciptakan Indonesia

Suatu hari Tuhan tersenyum puas melihat sebuah planet yang baru saja diciptakan- Nya. Malaikat pun bertanya, "Apa yang baru saja Engkau ciptakan, Tuhan?" "Lihatlah, Aku baru saja menciptakan sebuah planet biru yang bernama Bumi," kata Tuhan sambil menambahkan beberapa awan di atas daerah hutan hujan Amazon. Tuhan melanjutkan, "Ini akan menjadi planet yang luar biasa dari yang pernah Aku ciptakan. Di planet baru ini, segalanya akan terjadi secara seimbang".

Lalu Tuhan menjelaskan kepada malaikat tentang Benua Eropa. Di Eropa sebelah utara, Tuhan menciptakan tanah yang penuh peluang dan menyenangkan seperti Inggris, Skotlandia dan Perancis. Tetapi di daerah itu, Tuhan juga menciptakan hawa dingin yang menusuk tulang.

Di Eropa bagian selatan, Tuhan menciptakan masyarakat yang agak miskin, seperti Spanyol dan Portugal, tetapi banyak sinar matahari dan hangat serta pemandangan eksotis di Selat Gibraltar.

Lalu malaikat menunjuk sebuah kepulauan sambil berseru, "Lalu daerah apakah itu Tuhan?" "O, itu," kata Tuhan, "itu Indonesia. Negara yang sangat kaya dan sangat cantik di planet bumi. Ada jutaan flora dan fauna yang telah Aku ciptakan di sana. Ada jutaan ikan segar di laut yang siap panen. Banyak sinar matahari dan hujan. Penduduknya Ku ciptakan ramah tamah,suka menolong dan berkebudayaan yang beraneka warna. Mereka pekerja keras, siap hidup sederhana dan bersahaja serta mencintai seni."

Dengan terheran-heran, malaikat pun protes, "Lho, katanya tadi setiap negara akan diciptakan dengan keseimbangan. Kok Indonesia baik-baik semua. Lalu dimana letak keseimbangannya? "
Tuhan pun menjawab dalam bahasa Inggris, "Wait, until you see the idiots I put in the government." (tunggu sampai Saya menaruh 'idiot2' di pemerintahannya)