Senin, 08 November 2010

Cerita Tiga Hari

06, 07, 08 November 2010

Sudah tiga hari.
Kisahnya sama-sama saja. Makanya saya cuma menulis kali ini.
Anggap saja ini cerita tiga hari.
Sungguh tidak sopan ya saya, padahal sudah janji sama diri saya sendiri untuk bercerita tiap hari, namun dilanggar juga.
Hari ini Senin dan tumben saya senang hari ini.
Hari tertawa.
Hari banyak tertawa.
Tawa di siang hari, sore, dan malam hari.
Hari berbagi cerita, hummm...

Saya percaya sekali akan kalimat: badai pasti berlalu.
Bagi saya itu mantra yang ajaib.
Asal kita mampu melewatinya, pasti badai itu bakalan jauh-jauh deh.
Kata teman saya, itu karena penerapan problem fokus pada masalah yang dihadapi.
Yah, problem sama dengan masalah. Saya memang bersahabat sekali dengan masalah.
Kami akrab bagai kepompong.

Oh iya, saya belum bercerita tentang kamu.
Tempo hari kita bertemu sekian menit, dan bertatap mata sekian detik.
Sebentar sekali ya sayang.
Kamu perlu pergi ke tempat itu, dimana ada bapak-bapak, kaca dan pohon beringin.
Tapi tidak juga tak apa.
Saya suka gerakan mengibaskan kepala itu.
Kebiasaan baru sekarang, eh?

November november, saya ingin sekali mengucapkannya keras-keras, sebelas kali, di atap rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar