Selasa, 13 Juli 2010

Ladies and Gentleman

Saya terbangun lagi.
Kepengin pipis.
Udah selesai finalnya.
Pemain-pemainnya pada pelukan, cium pipi. Romantis.
Mereka nggak canggung ya pelukan cowok sama cowok, cium pipi, bahkan sampai ada yang nangis saking senengnya.
Padahal kan biasanya cowok itu sangat minimalis kalau masalah mengekspresikan perasaan.
Tapi dalam kondisi tertentu, hal semacem itu bisa dianggep wajar.

Coba kalau di situasi dan kondisi yang lain.
Misalnya lagi konsentrasi dengerin dosen ceramah, tiba-tiba ada dua temen cowok yang berpelukan dan cium pipi.
Oh no!.
Bakal saya potret.
Diabadikan.
Soalnya itu kejadian langka.
Dosen bengong. Mahasiswa yang lain bengong. Kelas bubar. Hore.
Tapi sayang sekali, jarang sekali kelas saya bubar karena ada cowok ciuman di kelas saya. Belum pernah malah.
Kalau besok-besok ada, saya kabarin.

Cowok gandengan tangan aja udah dianggap rada-rada nggak normal.
Beda sama cewek.
Mau gandengan silakan.
Mau cipika-cipiki di depan umum silakan.
Masih wajar.

Saya pernah tanya sama temen saya: emang kenapa kalau kalian jalan sambil bergandengan tangan. Kan bakalan keliatan akrab. Persahabatan bagai kepompong. Lengket.
Eh dia jawab: iiiih, jijik kali!

Sebegitunyakah hal tersebut berdampak terhadap kepribadiannya??
(hah, bahasa apa ini -____-)

Pemain Spanyol dan Belanda tadi dengan gampangnya pelukan, saling menepuk punggung.
Padahal lima menit sebelumnya mereka main sengit di lapangan.
Ini juga bedanya cowok sama cewek.

Kalo cewek yang main: kelar main, mereka bakal saling pelotot-pelotan, kemudian melanjutkan ejekan di ruang ganti, dan seterusnya dan seterusnya.

Jadi ingat jaman SMA. Kelas saya tanding futsal lawan kelas sebelah.
Cowok main cewek suporter.
Kelas saya menang.
Pulangnya, cowok-cowok kelas saya dan cowok-cowok kelas sebelah kembali seperti biasa. Pulang bareng, makan bareng, ketawa bareng.

Tapi,
cewek-cewek kelas saya dan cewek-cewek kelas sebelah masih jutek-jutekan sampai paginya.

Padahal kan yang main itu para cowok.
Mereka aja santai.
Kenapa para mbak-mbak yang ribut?
Saya juga tidak tahu. (Posisi saya waktu itu netral. Saya lupa waktu itu saya jadi cowok atau cewek. Terlalu banyak yang musti diingat.)

Mungkin itulah yang bikin orang-orang berpendapat bahwa cewek memakai 90% perasaan.
Sementara cowok cuma pakai 10% perasaan.

Saya?
Apa ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar