Minggu, 21 November 2010

Topaz

Saya cuma berbisik dan kamu membalasnya dengan teriakan.
Saya tersenyum dan kamu membalasnya dengan tawa.
Tawa keras ha ha ha yang bikin kuping saya sakit.
Sakit karena lama, terlalu lama menunggu.
Tapi kamu tak datang-datang.
Sampai tik tok tik tok di hati saya sudah memelan bunyinya.
Pelan dan semakin pelan seperti siput berjalan di atas jalan aspal.
Siang hari itu biasanya sangat panas, tapi hujan kadang tak sopan.
Tiap hujan saya ingat warna-warni kaosmu.
Tiap hujan saya ingat perkedel harga seribu.
Namun kali ini saya ingat hujan saja.
Saya menulis namamu berkali-kali di kertas itu.
Di kertas yang mungkin sudah dibuang satpam karena dianggap sampah.
Padahal bukan.
Dia tidak tahu sih kamu bukan sampah. Yah buat saya sih kamu bukan sampah.

Apa kabar topaz?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar