Selasa, 21 September 2010

I wonder: Could it be, when i was dreaming about you baby, you were dreaming of me?

Sejak kecil saya sudah tahu, hal-hal yang terjadi saat kita tidur itu namanya mimpi.
Keterikatannya tidak bisa dipredikisi. Saya nggak pernah tahu kapan saya akan bangun dari mimpi saya.
Mimpi mengikat dengan mata yang terpejam.
Dengan tali dari pohon hitam pohon putih dan berupa pelangi.
Dan angin. Lalu terbang.

Domba domba membantu saya tidur malamnya.
1 2 3 4 5...99 lompat hup hup.
Dan kemudian saya tidak ingin terbangun paginya.

Pagi basah. Mata saya basah. Hati saya basah.
Tapi saya nggak ngompol kok, kasur saya nggak basah.
Mungkin saya gelisah. Sah-sah-sah. Kayak suara penyanyi dangdut yang mendesah-desah.
Aaah, mikirnya saja sudah bikin saya pusing.

Kejadian hujan: Jauh lebih indah dari itu: Mimpi saya.
Mari kita menari berputar-putar.
Kau tidur di bantal hijau. Tersenyum miring seperti biasa.

yfyxgx,k,Hiolhoigxoow..

Maaf maaf barusan konslet, ada iklan sosis so nice-nya sinta jojo.
Disturbing advertise. Sungguh.

Saya jadi nggak konsentrasi.
Terenggut oleh pesona feromon.
Feromon itu apa ya?
Haha.

Kali ini saya ingin jadi cenayang. Cenayang yang gaul tentunya.
Tidak mau pakai hitam-hitam dan bergaya gothic.
Saya: cenayang warna-warni. Asik.

Saya ingin mimpi saya jadi nyata. Bantal hijau itu juga. Kamu juga.
Perlukah bola kristal? Atau tongkat sihir?
Alakazaaaaam...

Ataukah untuk mimpi itu saya cuma perlu keberanian?
Keberanian untuk menyapa "hai" saat kamu ada?

Gampang ya?
Tidak tidak itu susah.
Susah. Lagi lagi sah sah sah.

Tali saya tipis sekali, anginnya meletup-letup dari pohon mimpi.
Kau tidak bisa memecahkan telur dengan menggenggamnya erat-erat.
Dan saya juga tidak bisa mempertahankan tali saya supaya tetap terikat.
Lepas dan terhempas: terbangun.

Bolehkah saya tidur lagi?
Bolehkah mimpi saya ada sekuelnya?
Boleh dong, tolong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar